IMPLEMENTASI PRINSIP SEMESTA CAIR DALAM MEMBENTUK MASYARAKAT 5.0 MENUJU INKLUSIFISME BERAGAMA

View / Open

Author

I Gede Suwantana

Date

Nopember 2020

Inklusifisme dalam tubuh agama-agama akan mengarah langsung pada moderasi agama. Inklusifisme agama ini bisa terbentuk apabila masyarakat pendukungnya memiliki pemikiran yang inklusif. Satu definisi dari masyarakat 5.0 yang dibahas dalam karya ini adalah inklusifisme berpikir masyarakat. Secara naratif deskriptif karya ini menguraikan tentang prinsip spiritual yang dikembangkan oleh Komunitas Bahung Tringan sebagai upaya membentuk masyarakat yang terbebas dari berbagai kotak apakah budaya, agama, ras, suku, aliran keyakinan dan yang lainnya. Prinsip semesta cair adalah sebuah teknik spiritual dimana seorang praktisi dilatih untuk mengakses kesadaran di luar dirinya. Kesaling-terhubungan kehidupan merupakan pondasi dari ajaran ini. Manusia satu dengan yang lainnya secara prinsip saling terhubung. Hanya prejudisme pikiran saja yang membuat segalanya tampak berbeda. Saat seseorang mampu mengakses semesta cair yang ada di luar tubuh melalui kesadarannya, maka ia mampu menyatukan semesta cair itu dengan dirinya. Dengan kata lain, semesta cair yang ada di dalam tubuh dan semesta cair yang ada di luar tubuh menyatu. Penyatuan ini mengantarkan pada pemahaman yang inklusif dimana kotak-kotak pembatas itu melebur. Dalam konteks moderasi beragama, prinsip semesta cair ini perannya sangat signifikan